Sabtu, 14 Maret 2009

LEARNING REVOLUTION

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini, produktifitas pengangguran terjadi akibat ketidakmampuan pendidik menghantarkan manusia menjadi mandiri dan berkualitas. Untuk itu perlu terobosan secara revolutioner cara belajar efektif.

Selama ini, sekolah cenderung identik dengan kewajiban belajar. Akibatnya, banyak siswa merasa gagal, karena sistem sekolah dianggap membosankan dan melelahkan. Sistem belajar yang disampaikan oleh guru cenderung menakutkan, membuat siswa stres.

Jalan keluarnya, tawaran belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan menjadi penting. Kenapa? Agar sistem pembelajaran mampu melakukan perubahan-perubahan berkualitas yang sejalan dengan dinamika masa depan yang tambah kompleks. Persaingan globalisasi membutuhkan aktor-aktor berkualitas.

Kualitas lulusan yang telah dihasilkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia, telah sewajarnya menjadi keprihatinan kita bersama. Kewajiban anak-anak menempuh wajib belajar 9 tahu seyogyanya perlu didasari oleh visi bersama yang mengacu pada kualitas anak didik handal, mampu, mandiri dan kreatif. Sayangnya, cita-cita ini hanya memperoleh sedikit perhatian dari pemerintah dan masyarakat.

Keinginan untuk menciptakan sekolah unggul hanya pada tataran ide. Yang ada, terkesan asal-asalan, bahkan terbaca, pihak penyelenggara membiarkan kondisi sarana dan prasarana pendidikan sangat minim dari memadai dan dari berstandar mutu. Sikap bias ini begitu nampak dari alokasi anggaran untuk pendidikan di setiap daerah berkisar 5-10% yang berorientasi pada pembangunan gedung semata.

Panggilan otonomi daerah seakan tidak mampu mengilhami perubahan significant menuju perbaikan kualitas pendidikan. Sedangkan pendidikan berbasis otonomi daerah yang digagas guna memenuhi standar kebutuhan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan lokal, tidak menyentuh realitas di lapangan. Ketidak-tepatan ini berdampak pada anak didik akan terbawa arus stagnas.[1]

Untuk itu dengan belajar secara revolution, diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan, karena learning revolution diterapkan dengan “FUN” maka belajar akan efektif dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Learning Revolution?

2. Bagaimana konsep dari Learning Revolution?

3. Apa alasan dari Learning Revolution?

4. Strategi apa yang digunakan dalam Learning Revolution dan bagaimana penerapannya?

C. Tujuan Yang Ingin Dicapai

1. Mengetahui pengertian Learning Revolution

2. Dapat mendiskripsikan konsep Learning Revolution

3. Mengetahui alasan Learning Revolution

4. Mengetahui dan dapat menerapkannya dalam dunia pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Revolusi Cara Belajar

Hakekat belajar sendiri adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan, jadi, tujuan belajar sendiri ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek luas. Jika dikaitkan dengan globalisasi, revolusi kecerdasan abad 21 salah satunya adalah Learning Revolution.[2]

Cara belajar yang memungkinkan bisa keluar dari lingkaran kapatalisme adalah belajar secara revolusioner yaitu belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang memenjarakan kebebasan dengan peraturan yangmesti dipenuhi. Dengan kondisi yang serba tidak menentu, serta ketidak perdulian penguasa pada rakyatnya maka perlu kecerdasan untuk mengambil langkah belajar secara revolusioner. Jika tidak, keadaan seperti saat ini takkan bisa mengentaskan Indonesia dari jurang kemiskinan. Banyak orang berjalan dan juga terbang. Sebagian lain kita menyaksikan kehidupan yang sedemikian susah dan terampas hak-hak hidup untuk kepentingan kapatilisme. Sebagian manusia tunduk pada sistem yang mengeksploitasi kehidupan dasar dan kepribadiannya semata untuk kepentingan material. [3]

B. Konsep Learning Evolution

Belajar cara revolusi akan efektif apabila anak mengalami pembebasan dalam menuangkan ide dan mengeksplorasi (menerangkan) pikirannya. Belajar secara revolusioner adalah menjungkir-balikkan keyakinan yang telah membelenggu pikiran manusia tentang belajar yang harus di dalam kelas dan mendengarkan keterangan yang diberikan oleh guru. Belajar revolusioner memberikan ruang kepada setiap anak untuk belajar secara kreatif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.[4]

Untuk membantu belajar revolution, digunakan untuk menentukan tindakan dan fikiran yang diyakininya. Guru berperan sebagai fasilitator dan teman berdiskusi secara sepadan tanpa menakutkan bagi anak didik. Seluruh alam menjadi media pembelajaran efektif dengan menjadikan dunia sebagai kelas. Dengan demikian akan mampu menciptakan kreasi baru setiap saat. Modifikasi dari hal-hal yang lama adalah mutlak diperankan oleh anak untuk terus memodifikasi karya-karya baru. Pelajaran tidak berfokus dalam sistem kelas dari 09.00 – 15.00 setiap Senin sampai Sabtu, namun berubah sesuai dengan kemampuan anak yang berbeda-beda. Setiap manusia punya keunikan untuk menentukan kapan dan berapa lama ia berlayar. Bagi usia anak-anak belajar dengan cara bermain sungguh mengasyikkan. Mereka akan kreatif dengan latihan-latihan yang tidak pernah gagal.

Manusia adalah makhluk berfikir dan berimajinasi, ini juga telah disebutkan dalam Al Qur’an. Jadi, setiap manusia pasti berfikir jika ingin berubah karena otak manusia adalah komputer terhebat di dunia.[5] Bisa dengan meningkatkan pendidikan. Dan agar pengajaran bisa efektif, pendidik hendaknya menggunakan hal-hal seperti diskusi kelompok kecil, penelitian, prestasi, debat, latihan pengalaman, lapangan, simulasi, studi kasus.[6] Maka akan menghasilkan apa yang kita inginkan, apalagi ditambah dengan otak serta fisik kita yang memiliki potensi yang luar biasa. Sehingga dari semua kita punya akan menghasilkan kecerdasan yang bisa diperoleh antara lain dari gerakan, karena gerakan adalah bagian tak terpisahkan dari belajar dan berfikir.[7] Sehingga siswa bisa merespon dari semua yang telah disampaikan dan bisa melahirkan ide-ide baru. Otak manusia memiliki bagian yang berbeda, sehingga manusia bisa berfikir dan melatih otak tersebut agar berfungsi.


Model Learning Revolution

- Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid (anak mengambil alih posisi menentukan dalam revolusi komunikasi)

Bisa diterapkan pada anak berusia delapan sampai sembilan tahun yang belajar bahasa Inggris dengan fasih bisa melalui permainan teka-teki silang berukuran besar, kuis, dan berbagai permainan lain yang menyenangkan.

Model Learning Revolution

- Bagi kebanyakan orang, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan.

Bisa diterapkan pada anak berusia enam tahun menggunakan komputer untuk membentuk CD-Rom dan merencanakan “Sekolah Masa Depan” mereka sendiri. Mereka membangun model technic lego berupa “rumah abad ke 21. Mereka juga menggunakan komputer untuk mengaktifkan unit-unit pembangkit energi surya dan angin yang didesain agar setiap rumah mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri.

Model Learning Revolution

- Ciptakan kingkungan yang baik, maka anak-anak yang berasal dari keluarga miskin sekalipun akan berkembang dalam proses belajar mandiri

Bisa diterapkan pada anak berusia 4 tahun telah mampu mengeja, membaca, menulis dan melakukan hitungan dasar, bahkan sebelum mereka masuk sekolah

Model Learning Revolution

- Game computer dapat mengubah berbagai aspek dalam belajar.

Penerapan IPTEK bagi para siswa

Model Learning Revolution

- Tipe kecerdasan tidak hanya satu dan setiap orang memiliki gaya belajar yang unik, sama uniknya dengan sidik jari. Sekolah yang efektif harus dapat mengenali dan melayaninya seperti penerapan ilmu bisnis. [8]


C. Alasan Memilih Strategi Belajar Learning Revolution

1) Mempermudah, mempercepat belajar dan menguatkan memori otak. Sebagaimana pendapat Tony Bazan yang mengatakan bahwa dari learning revolution ini bisa menggabungkan antara pengetahuan, kepedulian, optimisme dan saran-saran yang praktis. Ia menjadi petunjuk yang baik dalam memahami kemajuan dan konsep-konsep utama yang mempengaruhi pembelajaran.[9]

2) Dengan belajar dalam keadaan yang “FUN” maka belajar akan efektif serta respon yang diterima sangat baik. Sebagaimana pendapat Ray Mond A. Daley, bahwa metode ini bisa merangsang, menantang dan menggugah pendidik di masa depan. Caranya menampilkan saran-saran praktis begitu inspiratif dan mengasyikkan untuk melakukan sesuatu sekarang.[10]

D. Strategi Pembelajaran Revolusi (Learning Revolution)

1) Ambilah pelajaran dari olahraga

Karena dalam olahraga, seperti olahragawan mereka punya mimpi, tujuan, rencana, pilihan, sikap positif. Intinya keberhasilan bisa diraih bila bergairah, memiliki visuraksi.

2) Beranilah bermimpi tentang masa depan

3) Tentukan tujuan spesifik dan tetapkan tenggat waktu. Mula-mula tentukan poin apa yang anda ingin pelajari, setelah itu, tentukan tujuannya setelah itu buatlah langkahnya dan tentukan waktunya.

4) Dapatkan pemandu yang antusias segera. Apapun yang ingin anda pelajari, sesungguhnya banyak orang lain yang telah mempelajarinya.

5) Mulailah dengan gambaran menyeluruh seperti pada puzzle.

6) Tanya

Gunakanlah dengan kunci (apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana) bertanyalah pada setiap orang yang anda anggap mampu.

7) Carilah prinsip utama

8) Temukan 3 buku terbaik yang ditulis oleh praktisi andal. Maka ini akan mempermudah anda mendapat apa yang anda inginkan.

9) Pelajari lagi cara membaca lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah.

Caralah poin-poin utama serta bacalah yang menggugah minat anda.

10) Perkuat dengan gambar dan suara

11) Belajar melalui praktik

Bukan hanya teori, tetapi dipraktekkan.

12) Gambarlah peta pikiran sebagai ganti catatan linier. Dengan begitu maka memori otak akan meningkat.

13) Cara mudah mengeluarkan apa yang telah anda pelajari. Karena otak dan peta pikiran merupakan alat menyimpan informasi. Baca sekilas poin-poin kunci yang telah anda tandai dan lakukan kembali pemetaan pikiran.

14) Pelajari cara mencapai kondisi waspada yang relaks (relaxed alertness)

Maka anda harus mengetahui tentang kondisi yang tepat pada saat itu dengan menggunakan gelombang otak anda.

15) Lakukan dan lakukan

Belajar dengan mempraktekkan langsung tidak hanya sekedar teori-teori fiktif.

16) Tinjau ulang dan renungkan

Mempelajari suatu hal dengan meninjau ulang secara teratur poin-poin penting segera setelah menyelesaikannya. Atau dengan cara membaca sekilas dengan menandai dan mencari ide-ide pokoknya.

17) Gunakan alat bantu sebagai cantolan memori

Dengan mengasosiasikan pengetahuan yang baru saha diperoleh dengan sesuatu yang sudah diketahui, dalam hal ini asosiasi digolongkan menjadi 5 yaitu :

v Asosiasi visual

v Asosiasi dengan kesan visual

v Asosiasi dengan ritme dan visualisasi

v Asosiasi dengan inisial

18) Nikmatilah berbagai permainan

Asosiasi orang terhadap kata-kata belajar ditemukan 10 kata konsep. Yaitu : membosankan, ujian, pekerjaan, rumah, buang-buang waktu, hukuman tidak relevan, penahanan, benci dan takut. Pendidikan progresif saat ini menekankan perlunya menghadirkan kembali proses awal belajar yang menyenangkan, bahkan humor itu sendiri adalah cara yang baik untuk belajar jadi kaitkanlah humor dengan belajar.

19) Ajarilah orang lain

Yakni setiap orang mengajari seorang lain, bahwa setiap orang bisa menjadi guru.

20) Ikutilah kursus sistem belajar cepat

Pada masalah ini berkonsentrasi pada tip-tip sederhana yang dapat dilakukan sendiri adalah cara yang baik akan tetapi cara terbaik untuk mempelajari seluruh prinsip tersebut yaitu dengan mengikuti kursus sistem belajar cepat dan spesifik, metode-metode sederhana membantu akan membantu mengingat apa saha secara lebih efektif, bahkan tanpa perlu melakukan studi terperinci atas teknik-teknik dalam sistem belajar cepat terpadu. [11]

Kiat melahirkan ide-ide cemerlang

1. Definisikan masalah anda

2. Definisikan solusi ideal anda dan visualisasikan

3. Kumpulkan semua fakta

4. Hancurkan polanya

5. Keluarlah dari bidang yang anda kuasai

6. Bermain-mainlah dengan berbagai kombinasi

7. Gunakan seluruh indra anda

8. Jeda-biarkan pikiran anda mengendap

9. Gunakan musik atau alam untuk relaks

10. Tidurlah bersamanya

11. Eureka! Idenya muncul keluar

12. Periksalah kembali. [12]


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Learning Revolution adalah belajar secara mengasyikkan dan menyenangkan sepanjang hidup manusia tanpa terikat oleh sistem yang membosankan dan tidak bebas seperti yang kita mau.

2) Konsep belajar Learning Revolution yakni belajar akan efektif apabila anak mengalami pembebasan dalam menuangkan ide dan mengeksplorasi pikirannya. Dan banyak sekali model dari Learning Revolution yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

3) Alasan pemilihan Learning Revolution karena belajar yang dilakukan dalam keadaan “FUN” akan efektif sehingga bisa mempermudah, mempercepat dan menguatkan memori otak.

4) Strategi dari Learning Revolution

Mengambil dari olahraga, bermimpi, tentukan poin-poin utama, bertanya, pemandu, gunakan gambar, suara, praktek, ajari orang lain dan kursus. Sehingga bisa diterapkan pada dunia pendidikan untuk meraih kesuksesan.

B. Saran

1) Jika belajar dilakukan dalam suasana yang menyenangkan biar bisa efektif dan mudah direspon.

2) Belajarlah apa saja yang anda sukai dan kembangkanlah

3) Jika anda merasa tertekan dalam belajar, maka jangan diteruskan, sebelum anda benar-benar masa relax.

4) Agar belajar lebih mudah dan cepat, maka carilah poin-poin penting, lalu fikirkan, cari tahu dan lakukan.


C. Penutup

Dengan selesainya penulisan makalah ini, yang tidak bisa dipungkiri bahwa didalamnya masih banyak kesalahan dari segi penulisan, bahasa, dan sistematik. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dan semoga bisa bermanfaat bagi semua pembaca amin.


DAFTAR PUSTAKA

1) Dryden Gordon. Dr. Jeannette VOS, 2001, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution) bagian 1 : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa.

2) Efendi Agus, 2005, Revolusi Kecerdasan Abad 21, Bandung : Afabeta.

3) Rakhmat Jalaluddin, 2006, Belajar Cerdas, Bandung : MLC

4) Rusyan Tabrani A. Drs. Atang Kusdinar, BA. Drs. Zainal Arifin, 1989, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remadja Karya Offset.

5) Silberman Mel, 1996, Active Learning, USA : Yappendiq.

6) http://www.revolusicarabelajar.edu



[1] http:///www.revolusi cara belajar.edu

[2] Opcit, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya Offset : 1989, Cet. 1, hal. 169

[3] http://www.revolusi cara belajar. edu

[4] Ibid 2

[5] Opcit. Revolusi Kecerdasan Abad 21, Alfabeta, 2005, Cet. 1, hal. 3

[6] Mel Silberman, Active Learning. Yappendis, 1996, hal. 7

[7] Jalahudin Rahmat, Belajar Cerdas, MCC, 2006, Cet. V, hal. 150

[8] Gordon Dryden dan Dr. Jennette Vos, Revolution Cara Belajar, Kaefa, 2001, Cet. II, hal. 25-27

[9] Ibid, hal. 5

[10] Loc. Cit, hal. 5

[11] Ibid, hal. 145-177

[12] Ibid, hal. 184-197

2 komentar: